Pertanyaan, Quis Selasa yang di selenggarakan oleh Cashtree mempunyai pertanyaan yang berbeda beda itupun menggunakan logika bisa dibilang ini tes logika untuk kalian, disampaing itu yang benar jawabnya dapet cash pulsa yang telah dibagikan untuk pengguna aplikasi cashtree bagi yang menjawab pertanyaan tersebut:
Suku Dibawah yang Tidak Termasuk SUku yang Memanfaatkan Bunga Aconitum saat Berburu Adalah??
Pilihan Jawabanya:
a. Ainus
c. Minaro
d. Cina
Jawabanya bisa dibaca artikel ini sampai selesai
Bunga Aconitum menjadi bunga cantik paling beracunberikutnya. Spesies dari bunga Aconitum ini dapat digunakan sebagai racun pada anak panah ketika orang berburu hewan. Suku menggunakan racun pada bunga ini adalah suku Minaro di Ladakh yang memanfaatkan Acotinum napellus sebagai pemburu lambing hutan. Lalu untuk suku Ainu di Jepang menggunakannya untuk berburu beruang. Sedangkan orang Cina menggunakannya untuk perang dan berburu. Jika tersentuh ujungnya dan masuk ke dalam tubuh, maka racun ini akan mengakibatkan rasa perih dan mati rasa pada tubuh.
Bunga Aconitum menjadi bunga cantik paling beracunberikutnya. Spesies dari bunga Aconitum ini dapat digunakan sebagai racun pada anak panah ketika orang berburu hewan. Suku menggunakan racun pada bunga ini adalah suku Minaro di Ladakh yang memanfaatkan Acotinum napellus sebagai pemburu lambing hutan. Lalu untuk suku Ainu di Jepang menggunakannya untuk berburu beruang. Sedangkan orang Cina menggunakannya untuk perang dan berburu. Jika tersentuh ujungnya dan masuk ke dalam tubuh, maka racun ini akan mengakibatkan rasa perih dan mati rasa pada tubuh.
Aconitum , yang dikenal sebagai aconite, monkshood,
wolfsbane, kutukan macan tutul, kutukan perempuan, helm Devil’s atau biru roket
adalah genus tanaman berbunga milik keluarga buttercup (Ranunculaceae). Ada
lebih dari 250 spesies Aconitum. Tanaman ini berasal dari pegunungan bagian dari belahan bumi utara, tumbuh di tanah yang lembab.
Di Nepal dkenal sebagai Racun Bikh. Racun berasal dar akarnya yang berisi
banyak sekali pseudaconitine alkaloid, yang merupakan racun mematikan. Beberapa
spesies Aconitum telah digunakan sebagai racun panah. Banyak digunakan terutama
d daerah Ladakh, Jepang, Cina, dalam peperangan.
Banyak jenis Aconitum dibudidayakan di kebun, ada yang berbunga biru atau kuning sebagai tanaman hias. Lycoctonum Aconitum (Alpine wolfsbane), adalah spesies aconitum yang berbunga kuning yang banyak ditemukan di Pegunungan Alpen Swiss. Mereka berkembang di tanah kebun, dan tumbuh di bawah naungan pohon. Mereka mudah disebarkan oleh akar atau biji; tapi untuk akar harus berhati2 jauhkan dari jangkauan ternak atau bahkan anak-anak karena sangat beracun.
Banyak jenis Aconitum dibudidayakan di kebun, ada yang berbunga biru atau kuning sebagai tanaman hias. Lycoctonum Aconitum (Alpine wolfsbane), adalah spesies aconitum yang berbunga kuning yang banyak ditemukan di Pegunungan Alpen Swiss. Mereka berkembang di tanah kebun, dan tumbuh di bawah naungan pohon. Mereka mudah disebarkan oleh akar atau biji; tapi untuk akar harus berhati2 jauhkan dari jangkauan ternak atau bahkan anak-anak karena sangat beracun.
Tumbuhan yang paling umum dalam genus ini, napellus Aconitum (yang Monkshood
common) dulunya digunakan dalam terapi toksikologi. Ketika menyentuh ke bibir
seseorang, jus akar aconite akan menghasilkan perasaan mati rasa dan kesemutan.
Aconite telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Asia (India, Cina)
setelah sebelumnya didetoksifikasi sehingga tidak lagi memiliki toksisitas
aktif. Hal ini digunakan dalam pengobatan tradisional Cina sebagai pengobatan
untuk kekurangan Yang, seperti kedinginan dan kelemahan tubuh, oleh karena
ramuan ini dianggap panas, dan beracun (sehingga diberikan dalam dosis sangat
kecil). Aconite yang dicampur dengan patrinia dan Coix, mereka pakai dalam
pengobatan usus buntu.
Ramuan itu dibudidayakan secara luas di Eropa, mungkin mencapai Inggris sebelum
abad kesepuluh, di mana disana para petani sulit menanamnya, disana digunakan
sebagai anodyne, diuretik, dan untuk mengeluarkan keringat. Pada abad
kesembilan belas aconite banyak yang diimpor dari Cina, Jepang, Fiji, dan
Tonga.
Dalam kedokteran Barat aconite digunakan sampai hanya
pertengahan abad ke-20, setelah itu tidak lagi digunakan karena telah
digantikan oleh obat yang efektif dan lebih aman dan perawatan. Di Inggris pada
tahun 1911, oleh British Pharmaceutical Codex Aconite kembali digunakan untuk
kegunaan medis, dimana mereka memanfaatkan kinerjanya seperti perangsangan dan
kemudian pelumpuhan / pengebasan saraf sensorik (menghilangkan rasa sakit),
sentuhan, dan suhu jika diberikan pada kulit atau membran mukosa, diperlukan
kewaspadaan yang tinggi ndalam menggunakan aconite ini, karena kulit yang
terkelupas dapat menyerap dosis obat lebih banyak sehingga berbahaya, bahkan
bila kita hanya mencicipinya saja itu bisa berakibat fatal.
Selain itu Aconite bisa digunakan untuk memperlambat denyut
nadi, sebagai obat penenang untuk penderita perikarditis dan palpitasi, dan
bila diencerkan dapat digunakan sebagai pengeluar keringat ringan, mengurangi
demam pada pilek, pneumonia, radang tenggorokan, sesak napas, dan asma. Aconite
bekerja terutama pada sistem sirkulasi, respirasi, dan saraf. Denyut nadi
diperlambat, dalam dosis yang cukup besar,bisa mencapai 40 bahkan 30x/per
menit. Tekanan darah langsung turun, dan jantung berhenti pada saat diastol.
Segera sebelum jantung berhenti (cardac arrest), jantung bisa berdetak lebih
cepat daripada biasanya, meskipun dengan ketidakteraturan ekstrim, hal tu
disebabkan karena adanya stimulasi penghambatan kinerja jantung lewat medula
oblongata (pada akar saraf vagus), dan kemudian ke ganglia-saraf dan serat otot
dari jantung itu sendiri (Sehingga tekanan darah bukan karena pengaruh langsung
pada pembuluh). Respirasi menjadi lebih lambat karena pelumpuhan pada pusat pernafasan.
Aconite lebih lanjut menekan aktivitas dari semua saraf sensorik tepi yang
terpengaruh sebelum motorik. Dalam dosis kecil, cenderung dapat menghilangkan
rasa sakit. Aktivitas sumsum tulang belakang juga dapat tertekan.
Gejala KERACUNAN dapat muncul segera, biasanya TIDAK LEBIH
DARI 1 JAM, dan “dengan dosis besar kematian dapat seketika.” Kematian biasanya
terjadi dalam waktu 2 sampai 6 jam dalam keracunan yang fatal (20 sampai 40 mL
tingtur bisa berakibat fatal). Tanda-tanda awal terjadi pada pencernaan seperti
mual, muntah, dan diare. Dapat diikuti oleh sensasi terbakar, kesemutan, dan
mati rasa di mulut dan wajah, dan terbakar di perut. Dalam keracunan parah
terjadi kelemahan motorik dan sensasi kulit yang mati rasa kesemutan dan
menyebar ke anggota badan. Pada kardiovaskular termasuk hipotensi, bradikardia,
takikardi sinus, dan aritmia ventrikel.
Selain itu juga berkeringat, pusing,
kesulitan bernapas, sakit kepala, dan kebingungan. Penyebab utama kematian
adalah aritmia ventrikel dan henti jantung atau pusat pernapasan. Satu-satunya
tanda-tanda post-mortem adalah dari ASFIKSIA.
Semoga membantu anda yang mencari artikel ini, terimah kasih telah meluangkan waktu anda berkunjung disini.
Semoga membantu anda yang mencari artikel ini, terimah kasih telah meluangkan waktu anda berkunjung disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SackralL band