Kekecewaan Plt. Bupati Jepara Masalah SMA N 1 Mlonggo Semoga menjadi pembelajaran untuk semua orang.
Jepara Update, Kepala SMA N 1 Mlonggo Gunawan pasrah nasib. Dia mengaku
siap menerima apapun keputusan yang akan diambil Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah. Kesiapan itu, dia sampaikan kepada Pelaksana Tugas
(Plt) Bupati Jepara Ihwan Sudrajat yang meyatakan kekecewaannya, kala
melakukan kunjungan ke sekolahnya, Sabtu (7/1).
Pada
kesempatan tersebut, Ihwan Sudrajat didampingi Kepala Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten Jepara Abdul Syukur, Kepala Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Mulyaji, dan Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran
Trisno Santosa.
Momen itu juga disaksikan Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jepara Sunarto, Camat Mlonggo Samiaji, dan Kapolsek Mlonggo Haryono.
Dikatakan
Ihwan, pihaknya berkomunikasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Jawa
Tengah yang akan menggunakan informasi yang dia berikan untuk mengambil
keputusan.
“Segala keputusan memang sudah menjadi
kewenangan provinsi. Namun saya harus hadir ke sini karena yang sekolah
di sini warga saya. Pemerintah hadir, dan harus mengambil tindakan
cepat. Dan Plt. Bupati Jepara merupakan tugas yang diberikan Bapak
Gubernur kepada saya,” kata Ihwan kepada wartawan usai berdialog dengan
Gunawan serta sejumlah wali murid di sekolah tersebut.
“Usai mendengar penjelasan Pak Gunawan, saya menyampaikan bahwa saya kecewa cara beliau menangani kedisiplinan,” katanya.
Dengan
alasan tersebut, Ihwan mengaku sudah menegaskan kepada Gunawan agar
jangan mengulang lagi sikapnya. Niat membentuk kedisiplinan sebagaimana
yang diungkapkan Gunawan, harus dilakukan dengan cara yang benar.
“Karena itulah beliau siap menanggung segala konsekwensinya,” tegas Ihwan Sudrajat.
Ihwan
Sudrajat memberi kesempatan sejumlah orang tua siswa untuk berdialog.
Beberapa orang tua siswa memang mengetahui kedatangan Plt. Bupati
sehingga merapat ke sekolah tersebut. Di depan mereka, Ihwan
mengapresiasi sikap Kapolsek Mlonggo Haryono yang disebutnya sangat
bijak, karena langsung ke SMA 1 Mlonggo untuk memastikan situasi
kondusif saat kejadian berlangsung.
“Kemarin
seharian saya coba telepon Pak Gunawan tetapi belum diangkat. Makanya
tadi di awal dialog saat ada telepon dari Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi, Pak Gunawan saya minta bicara langsung ke kepala dinas,” kata
Ihwan.
Meski sudah meminta maaf melalui dialog
tersebut, kepada Gunawan, Ihwan menyarankan agar meminta maaf langsung
dengan mendatangi orang tua siswa. Sedangkan kepada orang tua murid,
Ihwan Sudrajat mengajak untuk memaafkan karena yang bersangkutan sudah
menyadari kesalahannya dan meminta maaf.
“Selanjutnya
percayalah, sistem akan berjalan sebagaimana mestinya,” kata Ihwan
saat ada peserta dialog yang meminta Gunawan mengundurkan diri.
Dia mengajak semua pihak menyerahkan pada sistem yang berjalan, termasuk mengenai sanksi.
“Dinas
Pendidikan Provinsi menurunkan tim untuk melakukan indeepth research.
Pasti akan ada keputusan berikutnya. Kalau kewenangan masih di saya,
sih, saya bisa bawa SK sanksi secepatnya. Tapi jangan khawatir karena
terhadap hal seperti ini, Pak Gubernur selalu menghendaki tindakan
cepat,” tegasnya.
Plt. Bupati kembali menegaskan
kepastian akan adanya keputusan berikutnya dari Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah. Sanksi itu bisa berupa sanksi ringan berupa
teguran, sanksi sedang berupa penurunan pangkat yang berarti Gunawan tak
lagi bisa menjabat kepala sekolah, satau sanksi berat berupa pemecatan.
“Saya
mewakili Pemprov Jateng meminta maaf atas kejadian ini. Saya mengambil
sikap cepat, tegas, dan tepat. Aspirasi teman-teman akan saya sampaikan.
Jabatan adalah amanah. Amanah itu kalau tidak dijaga pasti akan diambil
pemberi amanah,” tandasnya.
Hal ini diterima Andhy, perwakilan wali murid yang merupakan orang tua siswa
bernama
Maulidia Masari. “Oke. Kami percaya proses berjalan. Hari ini anak saya
tidak masuk karena demam setelah menjalani hukuman di bawah guyuran
hujan hampir dua jam,” katanya.
Usai memberi
penjelasan, Plt. Bupati lalu mengunjungi empat siswa yang masih harus
menjalani perawatan di Puskesmas dan rumah sakit.
Di
Puskesmas Mlonggo, kepala puskesmas dokter Fitrin Miadianti melaporkan
jumlah siswa yang dia terima untuk menjalani perawatan 13 siswa.
“Sembilan di antaranya sudah boleh pulang, dua masih kami rawat, dan dua
kami rujuk ke RSI Sultan Hadlirin, Pak,” lapornya kepada Ihwan
Sudrajat.
Dua siswi yang masih dirawat di puskesmas
adalah Elizabeth siswi asal Desa Karangggondang dan Zahrotul Ula asal
Desa Suwawal, keduanya kecamatan Mlongggo.
“Sedangkan
yang kami rujuk ke RSI adalah Rafika Dwi Pratiti dan Kent Ariski.
Sama-sama hipotermia. Yang satu sampai tidak bisa merespon rangsangan,
sedangkan satu lagi dengan riwayat penyakit jantung,” katanya.
Ihwan
mengunjungi ke empat siswa tersebut dan memberi motivasi bisa memaafkan
Gunawan. “Semuanya bisa memaafkan. Bahkan ada yang sadar kalau sanksi
itu terjadi karena terlambat, hanya cara Pak Gunawan menghukum terlalu bersemangat. Saya kira ini masukan yang sangat jelas untuk saya
sampaikan ke provinsi,” kata Ihwan. (Sulismanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SackralL band